Pengabdian di Tambora

Pengabdian kepada manusia untuk menjadi manusia

Setahun yang lalu, setelah mengalahkan 500 orang berkompetisi. Saya akhirnya ke Bima menunaikan amanah itu, bermalam di Kota Bima dan paginya saya berangkat sendirian kr Tambora menggunakan Bus.

Ini pertama kalinya saya ke Tambora, sebenarnya ini adalah modal nekad kesekian kalinya yang saya lakukan.

Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 6 jam saya sudah sampai dikawasan Tambora dan sekitarnya, tapi saya bingung Desa Oi Bura yang ingin saya datangi tidak diketahui oleh warga lokal didalam bus yang saya tumpangi.

Ada beberapa yang bertanya ngapain kesini.?
atau hanya sekedar bertegur sapa, dan ada juga pemuda yang sksd dan mengajak kenalan. Mumpung masih sekitar sini saya melihat kembali lokasi pengabdian dari Panitia.

Setelah saya sebutkan nama Sumber Urip baru mereka tahu, "Oh itu ada dikaki gunung Tambora bus ndak bisa kesana dek".
Saya pikir berulang kali, apa yang akan saya lakukan ini.?

Bus yang saya tumpangi terus bergerak sampai ujung kawasan Tambora dan sekitarnya, ditengah jalan saya melihat kantor polisi. Saya belum menemukan titik solusu dari permasalahan ini, setelah bus putar kembali saya menemukan ide cemerlang. "Pak, turunkan saya di kantor polisi nanti" Pungkasku sama knek bus tsb.

"Saya akan minta tolong sama Polisi, supaya mereka mengantarkan saya kesana", ide cemerlang. Saya harus bersahabat dengan polisi untuk keadaan seperti ini, walaupun suatu saat saya sedang aksi polisi dan Mahasiswa selalu ingin ribut, tapi kali ini buang jauh egosentris dan mari kerja sama.

Saya turun dan menenteng carriel isi 7 liter dipundak saya, saya sudah melihat raut wajah kebigungan pihak kepolisian yang menunggu saya diruang tunggu. "Ada apa dek.?, saya mau ke sumber urip pak. Saya mau melakukan pengabdian disana, tapi karena pesawat saya delay selama 24 jam jadi saya baru sampai kemarin di Kota Bima dan hari ini baru sampai kesini".

Teryata pak polisinya sudah tahu bahwa rombongan kami memang sudah sampai, tanpa pikir panjang polisi tsb menghubungi salah satu kawannya yang katanya babinkabtibmas Desa Oi Bura. Setelah mengobrol panjang lebar, pak babin tsb datang. Saya pamit dan berterima kasih kepada mereka dan berangkat menuju desa pengabdian.

Saya dan pak babin tsb menggunakan motor trail polisi, saya pikir awalnya dekat dan jalannya bisalah dilewati. Teryata ini bukan untuk kendaraan roda dua, tapi jalan setapak. Bahkan harus menaiki gunung, turun gunubg lagi, beberapa kali ingin terjatuh tapi pak babin lihai sekali dan saya dibelakang. " Ya Allah, ini jalan atau apa yah. Dibandingi di Parado kayaknya masih mendingan, ini mah bukan jalan tapi asli hutan. Ini juga di bonceng sama suami orang, mau pegangan takutnya minta ampun, tenang guys sebentar lagi sampai." Kurang lebih 15-25 menit saya sudah sampai di rumah ina Ryan.

Teman-teman saya ndak ada yang kenal pas saya sampai,  "ya iyalah ndak kenal, merema aja semua baru kenalan kemarin. Nah lu masih nyasar di hotel bandara."

Tapi untungnya, ada salah satu fasilitator yang kenal "mbak Indri yah, wah takirain ndak jadi datang mbak", semua rombongan memberikan sambutan dan berkenalan. "Iyah, kami semua dari seluruh Indonesia. Jadi kami tidak saling kenal, Alhamdulillah saya sudah sampai."

Saya membawa program kerja Ekonomi Kreative, sebagai penghasil kopi Tambora Desa Oi Bura perlu diberikan berikan pahaman tentang itu. Para tengkulak yang membeli Kopi disana memberikan harga yang sangat merugikan bagi petani Kopi, kami menyusun strategi untuk membuat mereka sejatera. Kami berkomunikasi dengan Salah satu petani kopi disana, kami bermaksud untu memasarkan kopinya ke seluruh Indonesia. Dan itu sudah kami lakukan, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani kopi disana.

Ulasan ini sebagai cerita yang akan terus saya ceritakan, terima kasih kepada kepala desa Dull Tambora Dull, BNPB kabupaten Bima baba Dodi Surahman, Babinkabtibmas (lupa nama fbnya), dan Fasilitator kece Aba Min

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Internasional Womens Day 2020

Pernikahan Umi

Nenek Umi Berpulang