Postingan

Baju Keta

  Baju Keta dalam cerita... Konon menurut cerita para tetua diarea/wilayah/tempat/sekitar wilayah tersebut diyakini dan dipercayai secara turun temurun terdapat suatu pantangan memakai Baju/Pakaian yg berwarna Ungu/Keta bahkan warna2 yg mencolok termasuk Biru/Owa maupun Merah/Kala disekitar pesisir pantai maupun ditebing gunung diarea tersebut, apabila hal ini dilakukan (Dilanggar) yaitu memakai pakaian yang menjadi pantangan tersebut maka Ombak akan semakin besar dan berusaha menggulung/Menyeret si Pelanggar tersebut hal ini cukup dipercaya oleh hampir seluruh masyarakat Parado maupun para Pengunjung ataupun pemancing yang akan memancing di area Baju Keta tersebut. Entah kebetulan atau bagaimana saya PUN mengalami ketika dulu memancing di area tersebut dan memakai Pakaian yang warnanya Mencolok (ketika itu memakai Baju Warna Merah dan Tembe Nggoli yang dominan Warna Ungu) awal-awalnya ombak cukup tenang dan tidaklah terlalu besar, tetapi lambat Laun setelah beberapa puluh menit umpan

Bercerita Karena Covid-19

Gambar
#Day3  Hari Ini saya memutuskan untuk karantina mandiri di tanah nenek moyang saya, yah tanah itu biasa dikenal dengan Tanawu atau Pantai Tanawu Tanawu bukan hanya sekedar nama Pantai tapi disanalah nenek dan kakek dari bapak saya tinggal, menjalani kehidupannya hingga menjelang ajal. Begitupun dengan Bapak, beliau bercerita bahwa masa kecilnya dulu hanya memakan Lede (saya tidak tau bahasa Indonesianya) yang kemudian dicampur dengan beras hasil Kebun (Fare Oma) kadang juga tidak dicampur. (Lanjut Nanti yah) Okay, Pantai Tanawu ini baru-baru ini agak viral sedikit. Tapi semoga tidak viral seperti Pantai-pantai lainnya di Bima, yang membuat kebersihannya tidak terjaga atau akan terus bosan didatangi. Saya tetap ingin seperti ini, hening, aman, bersih, dan Indah.  Dibalik covid-19 yang membuat saya gagal sarjana ada juga hikmah dibalik itu semua, melihat dunia berhenti sejenak dari hiruk pikuk aktivitas manusia. Kota-kota besar hening dari kebisingan kendaraan roda dua dan em

Organisator

Pulanglah...  Berproses,  berdealektika,  dan bertahta itu pilihan. Hilang,  lupa dan melarikan diri itu bunuh diri. Dalam berlembaga bukan citra tapi eksistensi,  jika masih berbalut egoisme maka pulanglah berbenah dan renungkan berapa jauh egoisme menaklukan jiwa. Kala raga terkontaminasi dengan hedonisme, cepatlah pulang raga sederhana itu tidak cocok dengan balutan hedonis.  Teguklah kopi yang panas,  jangan biarkan kopi itu dingin. Berproseslah sampai tuntas, jangan biarkan hasrat berlembaga tidak tersampaikan. Berkelanalah dengan khas dan keunikan, tapi jangan pernah lupa jalan pulang. Jika di tengah perjalanan tahta bergelimang,  ilmu menerobos sampai pada subtansi,  kawan sejawat bergelimang disisi kanan maupun kiri. Sejuta kesuksesan melampui dari orang lain,  maka kesombongan meninggi sampai di tenggorokan. Cepatlah pulang..  Masa mu membisu karena tidak ada yang mendobrak pita suara mu  Sesama saudara saling mencela karena tidak menemukan penengah,  Petinggi lelah karena tid

Pengabdian Tambora selesai

Finish.... Dalam hal memberanikan diri keluar dari zona nyaman butuh niat yang besar, hal besar apa yang ingin kau lakukan di tahun ini.? Saya menjawab, menjadi bermanfaat untuk kamu dan orang lain.. Banyak hal yang ingin saya lakukan dalam hidup ini, menjadi bagian dalam pembangunan Daerah salah satunya. Banyak elemen yang dari Daerah tapi tidak mau mengabdi untuk Daerahnya. Bagi saya itu konyol, untuk apa mendedikasikan diri pada Daerah orang lain sementara Daerah sendiri masih butuh. Berbuat kecil semisal menjadi Guru di Desa pelosok itu sangat luar biasa, jika disuruh memilih menjadi wakil rakyat atau guru.? ya jelas saya pilih guru.. Desa Oi Bura Kecamatan Tambora Kab. Bima, masih sangat membutuhkan bantuan pemerintah. Insfrastruktur, pendidikan, perekonomian, perkebunan, masih sangat minim. Saya baru tau, masih ada Desa yang seperti ini dan jauh dari ekspetasi saya ttng indahnya Kaki Gunung Tambora itu.  Perkebunan kopinya luar biasa besar, tapi harga yang di tawarkan oleh pembel

Internasional Womens Day 2020

Gambar
International women's Day adalah memontum untuk perempuan merubah mindset hidupnya, beranjak menjadi perfectsionis, dan menjadikan jati diri sebagai wujud peradaban.  Contoh simple yang harus perempuan renungkan, ketika seorang perempuan Bugis bergelar "Andi" menikah dengan laki-laki yang bukan bergelar sama maka gelar yang dimiliki Ibunya tidak bisa diturunkan kepada anaknya. Sementara Laki-laki yang bergelar "Andi" yang menikah dengan perempuan yang tidak bergelar "Andi" maka anaknya berhak mendapat gelar tsb. Kedudukan laki-laki apakah selalu seperti itu?  Padahal kasusnya sama, cuman bedanya kata "Laki-laki" dan "Perempuan", persoalan kedudukan agama Islam juga menyebutkan tidak ada manusia yang berkedudukan tinggi kecuali mereka yang tinggi amal dan ibadahnya.  Siapa yang bisa mengukur itu ditengah masyarakat sosial.? Budaya dan tradisi memang tak bisa kita hilangkan, tapi pola pikir harus ditingkatkan. Dari dulu hi

Pengabdian di Tambora

Gambar
Pengabdian kepada manusia untuk menjadi manusia Setahun yang lalu, setelah mengalahkan 500 orang berkompetisi. Saya akhirnya ke Bima menunaikan amanah itu, bermalam di Kota Bima dan paginya saya berangkat sendirian kr Tambora menggunakan Bus. Ini pertama kalinya saya ke Tambora, sebenarnya ini adalah modal nekad kesekian kalinya yang saya lakukan. Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 6 jam saya sudah sampai dikawasan Tambora dan sekitarnya, tapi saya bingung Desa Oi Bura yang ingin saya datangi tidak diketahui oleh warga lokal didalam bus yang saya tumpangi. Ada beberapa yang bertanya ngapain kesini.? atau hanya sekedar bertegur sapa, dan ada juga pemuda yang sksd dan mengajak kenalan. Mumpung masih sekitar sini saya melihat kembali lokasi pengabdian dari Panitia. Setelah saya sebutkan nama Sumber Urip baru mereka tahu, "Oh itu ada dikaki gunung Tambora bus ndak bisa kesana dek". Saya pikir berulang kali, apa yang akan saya lakukan ini.? Bus yang saya tumpangi ter

Broken Home

Apa yang kalian rasakan, pernah saya rasakan. Anak broken home itu hidupnya antara ada dan tiada, susah mengungkapkannya. Intinya jangan sampai orang disekitar kita merasakan hal yang sama dengan apa yang saya rasakan dan kedua anak ini.  Alhamdulillah, Allah masih memberikan kesempatan kepada saya untuk menatap kedepan dan jauh berkembang dari pada harus meratapi nasib.  Cintai dan lindungi anak sebagai titipan Allah, karena syurga orang tua ada pada do'a anak solehah dan syurga anak tergantung pada rido orang tua. Semua saling berkorelasi, tetaplah menjaga satu sama lain.  Tidak ada bekas anak, dan tidak ada mantan orang tua.